Analisis Lingkungan Internal
Nama : Diah Rahmadani
NIM : 202010200114
Kelas : Manajemen 3/A3
Dosen
pengampu: Tofan Tri Nugroho, S.E.,M.M.
Analisis
Lingkungan Internal
A. Pengertian
Lingkungan Internal
Lingkungan internal
merupakan faktor-faktor yang berada didalam organisasi yang mencerminkan
kekuatan-kekuatan atau kelemahan-kelemahan yang ada didalam organisasi. Menurut
Jauch dan glueck (1999:162) analisis internal merupakan proses dengan mana
perencanaan strategi mengkaji pemasaran dan distribusi perusahaan, penelitian,
dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan
serta faktor-faktor keuangan dan akutansi untuk menentukan dimana perusahaan
mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkan peluang
dengan cara yang paling efektif da dapat menangani ancaman di dalam linkungan.
B. Pentingnya
Analisis Internal
Adapun yang menjadi fokus
utama sekaligus sebagai alasan pentingnya analisis lingkungan internal ini
adalah upaya untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Kekuatan, merupakan suatu kondisi perusahaan yang mampu melaksanakan semua
tugasnya dengan baik karena memiliki sumber daya, keterampilan, atu
keunggulan-keungulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani atau yang ingin dilayani oleh perusahaan. Atau dengan kata lain
kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan komperatif bagi
perusahaan dipasar.
Kelemahan merupakan kondisi dimana perusahaan kurang
mampu melaksanakan tugasnya dengan baik karena memiliki keterbatasan atau
kekurangan dalam sumberdaya, ketrampilan, dan kapabiltas yang secara serius
menghambat kinerja efektif perusahaan.
C. Komponen
Analisis Internal
Pembahasan mengenai
keunggulan bersaing perusahaan diarahan pemahaman sebagai berikut:
1. 1. Sumber
Daya Perusahaan
Sumber daya merupakan input proses produksi perusahaan seperti halnya barang modal, kemampuan bekerja, paten, keuangan, pemasaran, produksi, serta manajemen yang berbakat. Sumber daya dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu:
a. a. Sumber
daya terwujud (tangible) yang
merupakan aktiva perusahaan yang dapat dilihat, disentuh, dan dihitung.
b. b. Sumber
daya tidak terwujud (intangible) yang
meliputi hak properti intelektual seperti paten, merek dagang, dan hak cipta
hingga SDM. Dalam kaitannya sebagai bagian dari masyarakat dan subjektif
seperti jaringan kerja, budaya organisasi, dan reputasi perusahaan.
2. 2. Kemampuan
Perusahaan
Kemampuan
perusahaan adalah kapasitas perusahaan dalam menggunakan sumberdaya yang
terintegrasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Sejumlah pengetahuan manusia
dari modal merupakan salah satu kemampua perusahaan yang paling signifikan dan
merupakan akar dari keunggulan bersaing.
3. 3. Kompetensi
Inti
Kompetensi
inti merupakan sumber daya dan kemampuan perusahaan yang merupakan sumber
keunggulan bersaing terhadap pesaingnya. Perusahaan dengan modal keuangan yang
tidak cukup misalnya mungkin tidak dapat membeli fasilitas atau memperkerjakan
pekerja yang kemapuannya dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang memberi
nilai tinggi bagi konsumennya.
D. Identifikasi
Faktor Internal
Ada 4 empat pendakatan,
yaitu:
1. 1. Pendekatan Fungsional
Pendakatan
fungsional merupakan yang paling mudah dan sederhana, oleh karena iti pendekatn
ini paling banyak digunakan dan dengan demikian menjadi model yang paling
popular. Menurut pendekatan ini, kompetensi (kekuatan dan kelemahan) perusahaan
dapat dilihat pada berbagai fungsi bisnis yang ada dan dikerjakan dalam
perusahaan, yaitu:
Ø Fungsi
pemasaran
Ø Fungsi
keuangan
Ø Fungsi
sumber daya manusia
Ø Fungsi
produksi
Ø Fungsi
R&D,dll.
2. 2. Pendekatan
Rantai Nilai (Value Chain)
Rantai
nilai (Value Chain) adalah pola yang
digunakan perusahaan untuk memahami posisi biayanya dan untuk mengindentifikasi
cara-cara yang dapat digunakan untuk memfasilitasi implementasi dari strategi
tingkat bisnisnya. Rantai nilai menunjukan bagaimana sebuah produk bergerak
dari tahap bahan baku ke pelanggan akhir. Analisis value chain mempunyai tiga tahapan:
·
Mengindentifikasi aktifitas value chain
·
Mengidentifikasi cost driver pada setiap aktivitas nilai
·
Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan
mengurangi biaya atau menambah nilai
3. 3. Pendakatan
PIMS
Dalam
analisis ini, akan digunakan adalah strategi mana yang memberikan keuntungan
bagi perusahaan. Karakteristik yang tercakup dalam analisis ini adalah:
§ Intensitas
investasi
§ Pangsa
pasar
§ Pertumbuhan
pasar
§ Daur
hidup produk
§ Rasio
biaya pemasaran dan besarnya penjualnya
4. 4. Pendekatan
7-S
Model
7-S McKinsey merupakan yang banyak didiskusikan untuk melihat saling
keterkaitan antara formulasi dan implemestasi strategi. Model ini membantu
manajer untuk memfokuskan perhatian pada pentingnya menghubungkan strategi yang
dipilih pada beragam kegiatan yang dapat mempengaruhi implementasi strategi
tersebut.
E. Evaluasi
Variable Internal
Untuk melakukan penilaian terhadap
variable internal, maka diperlukan beberapa standar dalam menentukan variable-variable
itu masuk dalam kelompok kekuatan dan kelemahan, Ada empat perspektif dasar yang
perlu digunakan para perancang strategi dalam mengevaluasi variable-variable
stategi internal:
1. `~ Perbandingan
dengan Kinerja Masa Lalu
2. ~Tahap
dalam Evolusi Industri
3. ~ Perbandingan
dengan Pesaing
4. ~ Perbandingan
dengan Faktor Sukses Industri
F. Matrik
Profil Perusahaan
Matrik profil perusahaan mencoba untuk
mengkuatitatifkan keunggulan dan kelemahan dari variable yang telah
diidentifikasi dan evaluasi. Akan tetapiu penyususnan matrik itu secara
sederhana akan mengikuti pola sebagai berikut (Rangkuti F.1997)
1. Menentukan
faktor-faktor yang menjasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
2. Memberi
bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai
0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi
strategi perusahaan. Semua bobot tersbut jumlahnya tidak boleh memilih skor
total.
3. Hitung
rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dari 4 (outstanding) sampai dengan 1
(poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variable yang bersifat
posotif (variable yang masuk kategori kekuatan) diberi niali +1 sampai dengan
+4 (sangat baik) dengan membadingkannya dengan rata-rata industry atau pesaing
utama. Sedangkan variable yang bersifat negative kebalikannya.
4. Kalikan
bobot pada kolom 4 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poort).
5. Gunakan
kolom 5 untuk memberikan komentar atau cacatan mengapa faktor-faktor tertentu
dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
6. Jumlahkan
skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi
perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukan bagaimana perusahaan
tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategi internalnya. Skor total ini
dapat diguanakan untuk membandingkan perusahaan yang bersangkutan dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Faktor Internal |
Bobot |
Rating |
Bobot X Rating |
Komentar |
Kekuatan: |
|
|
|
|
·
Budaya
kualitas |
0,15 |
4 |
0,60 |
Kualitas kunci
sukses |
·
Pengalaman
top manajer |
0,15 |
4 |
0,60 |
Mengetahui produk |
·
Integrasi
vertikal |
0,10 |
4 |
0,40 |
Hubungan baik |
·
Hubungan
yang baik dengan SDM |
0,05 |
3 |
0,15 |
Baik tapi cenderung
menurun |
·
Memiliki
orientasi Internasional |
0,15 |
3 |
0,45 |
Memiliki reputasi
baik |
Kelemahan: |
|
|
|
|
·
Proses
produksi |
0,05 |
2 |
0,10 |
Lambat untuk produk
baru |
·
Saluran
distribusi |
0,05 |
2 |
0,10 |
Ancaman superstore |
·
Dukungan
kondisi keuangan kurang baik |
0,15 |
1 |
0,30 |
Tingginya hutang |
·
Posisi
global sangat kurang |
0,10 |
1 |
0,10 |
Lemah dibeberapa
negara |
·
Fasilitas
manufaktur |
0,05 |
1 |
0,05 |
Perlu investasi
sekarang |
|
|
|
|
|
Total |
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar